Kebutuhan afiliasi adalah kebutuhan untuk berteman , bersosialisasi, bertegur sapa bergabung dan hidup bersama dengan orang lain, bekerjasama dan bercakap-cakap dengan orang lain, serta untuk mendapatkan afeksi dari orang lain. Dalam kebutuhan afiliasi tersebut terkandung kepercayaan, keinginan baik, afeksi, empati yang simpatik yang diwujudkan dalam sikap bersahabat, berusaha menyenangkan orang lain, membina hubungan yang penuh kepercayaan.
Menurut Murray ( dalam Lewin 1978), Motif afiliasi merupakan salah satu motif sosial yang sering diartikan sebagai kebutuhan untuk bersama dengan orang lain. Menurut MClleland (1990) bahwa setiap orang suka untuk berhubungan dengan orang lain dan beberapa dari mereka mempunyai derajad yang lebih tinggi dalam menyukai interaksi tersebut.
Aspek-aspek motif afiliasi :
1. Tampil lebih baik jika ada insentif afiliasi
Individu yang mempunyai motif afiliatif tinggi cenderung akan tampil baik juga walaupun pada situasi atau tugas yang tidak mengandung isi afiliatif, namun insentif dalam situasi tersebut mengarah pada afiliasi. Selain itu mereka juga menunjukan karakteristik yang diduga berhubungan dengan motif berprestasi yang tinggi. Mereka lebih suka pengambilan resiko yang sedang-sedang saja, kurang tekun pada tugas-tugas yang sukar. ( MClelland 1990)
2 Mempertahankan hubungan antar individu.
Individu yang mempunyai motif afiliasi tinggi akan belajar untuk berhubungan sosial dengan cepat, lebih peka dan banyak berbincang-bincang dengan orang lain. Hubungan yang dibina sejak awal pertemuan dengan orang lain diharapkan dapat dipertahankan dalam kurun waktu yang lama.
3. Konformitas dan menghindari konflik
Individu yng mempunyai motif afiliasi tinggi cenderung untuk setuju dengan pendapat yang diutarakan orang yang tidak dikenal dan sependapat dengan mereka selama orang tersebut dianggap menarik. Hal ini dilakukan agar ia memperoleh penerimaan dari orang lain. Individu dengan motif afiliasi tinggi akan berusaha untuk menghindari konflik. Jika ia diminta untuk memberikan bantuan dalam mengerjakan suatu tugas ia akan memberikan referensi yang selaras sehingga tidak mengganggu keputusan kelompok.
4. Kurang sukses dalam hal kepemimpinan
Menurut MClleland (1990) individu yang memiliki motif afiliasi tinggi tidak memiliki kesuksesan dalam bidang manajemen. Individu yang menghindari konflik dan kritik biasanya tidak akan menjadi pemimpin yang baik. Hal ini dikarenakan orang-orang seperti ini hanya lebih banyak menghabiskan waktu dengan bawahan sebagai usaha untuk membina hubungan, akan tetapi tidak mampu untuk mengambil keputusan-keputusan pada situasi yang sulit. Pada pelaksanan tugas mereka senang bersama dengan orang lain dan mengurangi perbedaan diantara mereka, agar mereka dapat selalu bersama-sama.
0 komentar:
Posting Komentar